Daftar Isi [Tampil]
Pencemaran udara, bukan hal baru bagi masyarakat,
terutama yang tinggal di perkotaan. Masyarakat kota, umumnya pergi ke pedesaan
untuk memperoleh kesejukan udara. Namun bagaimana kualitas udara dalam ruangan?
Ruangan rumah, sekolah, ataupun kantor ternyata belum
tentu aman dari polusi. Bila di luar ruangan ada asap kendaraan bermotor,
pabrik dan gunungan sampah, di dalam ruangan polusi disebabkan asap rokok,
pembakaran oleh peralatan rumah tangga, hingga radiasi dari berbagai peralatan
elektronik. Tiap polutan beresiko bagi kesehatan manusia.
Mengatasi polusi udara dalam ruang, dapat menggunakan
tanaman hias. Selain bermanfaat sebagai penyaring polutan, juga mempercantik
ruang. Ada sekitar 50 jenis tanaman hias yang telah diidentifikasi mampu
menyaring polutan dalam ruang, dua diantaranya diteliti oleh mahasiswa Jurusan
Biologi Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Malang. Kedua tanaman itu telah
banyak dikenal masyarakat, sehingga tak sulit untuk mencarinya, yaitu lidah mertua
dan sri rejeki. Mokhammad Sofyan dan rekan-rekannya meneliti potensi kombinasi
lidah mertua dan sri rejeki sebagai alternatif penetralisir polusi udara di
dalam ruangan.
Lidah Mertua dikenal pula dengan nama sanseviera.
Daun-daun sanseviera tumbuh langsung dari rimpang akar di dalam tanah. Bentuk
daunnya seperti pedang, dengan kombinasi warna hijau, hijau putih, maupun hijau
kuning. Lidah mertua tahan disimpan dalam ruangan, karena dapat tumbuh dalam
kondisi sedikit air dan cahaya matahari. Daun tumbuhan ini tebal, dan banyak
mengandung air, sehingga tahan dengan media tumbuh yang kering. Penelitian yang
dilakukan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), bahwa lidah mertua
mengandung bahan aktif pregnan glikosid, yang berfungsi mengurai polutan
menjadi asam organik, gula, dan asam amino. Dengan demikian polutan tersebut
tak lagi berbahaya bagi manusia. Selain itu, diketahui pula lidah mertua mampu
menyerap radiasi dari berbagai peralatan elektronika yang ada di dalam ruangan.
Sehingga radiasi tak berbahaya bagi kesehatan penghuni ruangan.
Sri rejeki (Dieffenbachia seguine) juga punya
manfaat layaknya lidah mertua. Tanaman hias yang satu ini mulai populer dengan
nama Aglaonema, mengatasi berbagai polutan dengan senyawa phytochemical.
Phytochemical adalah senyawa-senyawa kimia, seperti beta karoten yang secara
alamiah terkandung di dalam tanaman. Phytochemical Aglaonema dilepaskan saat
fotosintesa dan memiliki efek anti bakteri, menekan pertumbuhan spora jamur dan
bakteri merugikan. Hasil penelitian Associated Landscape Contractor of
America, ditemukan bahwa phytochemical mampu menekan populasi bakteri dan
spora jamur merugikan hingga 50-60%. Selain itu, phytochemical juga mengurangi
rasa sakit, membantu konsentrasi, menghilangkan rasa lelah dan mengurangi
tekanan mental.
Penelitian yang dilakukan oleh Mokhammad Sofyan dan
rekan-rekannya, merekomendasikan pemanfaatan tanaman lidah mertua dan sri
rejeki di dalam ruangan, sebagai pengganti fungsi Air Conditioner (AC)
bersistem plasmacluster. Kedua tanaman ini tentunya tak membutuhkan
listrik dan biaya yang mahal. Selain itu, mengurangi penggunaan AC pun turut
mengurangi potensi pemanasan global. AC menghasilkan panas tiga kali lebih
banyak dari dingin yang ditimbulkan.
0 Comments